Minggu, 29 Desember 2024

Published 29 Desember by with 0 comment

FOREVER UNEMPLOYED? Cerita fresh graduate hopeless edition

Kamu lagi ngerasa kayak karakter side quest di game? Fresh graduate, pengalaman kosong, organisasi skip, skill "katanya sih nggak ada", keluarga B aja, hobi main game doang. Terus pas wawancara kerja mikir: "Gue jawab apa nih? 😭"

DENGERIN NIH, BRO/SIS! 💚

1️⃣ REAL TALK: Nggak ada bakat? Beneran?
Hobi main game tuh bukan cuma "main doang". Lo udah punya:

  • Problem-solving: Pernah stuck di level susah, terus nggak nyerah?
  • Teamwork: Main bareng squad di game online? Itu kerja sama, bro!
  • Strategic thinking: Build karaktermu biar overpower, itu mikir, kan?

Coba reframe itu ke skill yang bisa dijual di kerjaan.

2️⃣ BELAJAR SKILL BARU, CEPAT!
Nggak usah minder sama orang yang udah pro. Internet is your friend, mulai dari yang simple:

  • Belajar desain (Canva).
  • Coba coding dasar (Python, JavaScript).
  • Edit video (CapCut, Premiere).
  • Bahasa asing, minimal Inggris.

Hobi lo gaming? Belajar streaming atau edit konten gaming. Tiba-tiba lo punya portofolio!

3️⃣ PAS WAWANCARA: GIMANA NGOMONGNYA?
Jangan jawab, "Saya nggak punya pengalaman," itu kayak surrender di game. Bilang:

  • "Saya cepat belajar dan antusias mencoba hal baru."
  • "Saya terbiasa menyelesaikan tantangan dengan strategi."
  • "Saya senang bekerja sama dengan tim untuk mencapai tujuan."

Skill boleh minim, tapi semangat dan sikap positif bikin HR mikir, "Anak ini bisa diasah!"

4️⃣ START KECIL, TAPI MULAI!
Magang? Kerja freelance? Volunteer? Ambil semua kesempatan, walau kecil. Semua itu EXP point di CV lo.

5️⃣ NO, LO NGGAK FOREVER UNEMPLOYED!
Semua mulai dari nol. Yang penting lo nggak nyerah. Kalau karakter di game bisa grinding XP sampai jadi hero, kenapa lo nggak? 💪

Jangan lupa, tiap bos besar pasti dulunya karakter cupu juga. Ayo, upgrade diri lo! ✨

Read More

Kamis, 26 Desember 2024

Published 26 Desember by with 0 comment

9 Kebiasaan yang Terkesan Baik, Tapi Bisa Merusak Kesehatan Mentalmu

Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa kebiasaan yang terlihat positif, namun sebenarnya dapat berdampak buruk pada kesehatan mental kita. Tanpa disadari, kebiasaan ini menjadi beban yang perlahan menggerogoti kebahagiaan dan keseimbangan hidup. Berikut adalah 9 hal yang sering kita anggap baik, tapi ternyata merugikan:

1. Terus-Terusan Meminta Maaf Saat Salah

Meminta maaf adalah sikap yang baik, tetapi jika dilakukan secara berlebihan, hal ini bisa membuatmu kehilangan rasa percaya diri. Terlalu sering meminta maaf, bahkan untuk kesalahan kecil atau hal yang bukan tanggung jawabmu, hanya akan membuatmu merasa selalu salah.

Tips: Mulailah belajar untuk meminta maaf hanya ketika memang diperlukan. Fokus pada solusi daripada merasa bersalah berlebihan.

2. Merasa Harus Selalu Produktif

Produktivitas memang penting, tetapi merasa harus terus produktif tanpa memberi diri waktu untuk beristirahat justru berbahaya. Ini bisa menyebabkan burnout dan menghilangkan kebahagiaan dari rutinitas harianmu.

Tips: Jadwalkan waktu istirahat dalam keseharianmu. Nikmati momen santai tanpa merasa bersalah.

3. Menolong Orang Lain Secara Berlebihan

Menolong sesama adalah hal yang mulia, tetapi jika kamu terlalu fokus pada kebutuhan orang lain sampai melupakan dirimu sendiri, itu bisa merugikan. Kamu mungkin merasa lelah secara fisik dan emosional.

Tips: Tetapkan batasan yang sehat. Ingatlah bahwa kamu juga berhak untuk diperhatikan.

4. Terlalu Keras Memikirkan Masa Depan

Merencanakan masa depan memang baik, tetapi jika kamu terlalu fokus hingga merasa cemas atau stres berlebihan, ini bisa menghambatmu untuk menikmati kehidupan saat ini.

Tips: Terapkan prinsip mindfulness. Fokus pada apa yang bisa kamu lakukan hari ini tanpa membebani diri dengan kekhawatiran berlebih.

5. Mudah Percaya pada Berita yang Belum Tentu Benar

Menerima informasi tanpa memverifikasi kebenarannya dapat menimbulkan kecemasan yang tidak perlu. Informasi yang salah atau hoaks sering kali membawa dampak negatif bagi pikiran.

Tips: Biasakan untuk memeriksa sumber berita dan hindari menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.

6. Ingin Selalu Tampil Sempurna

Perfeksionisme mungkin membuatmu terlihat hebat, tetapi di balik itu, kamu bisa merasa tidak pernah cukup baik. Hal ini sering kali menyebabkan stres dan rasa tidak puas terhadap diri sendiri.

Tips: Terima bahwa tidak ada yang sempurna. Fokuslah pada kemajuan, bukan kesempurnaan.

7. Memendam Perasaan Secara Terus-Menerus

Memendam emosi dapat membuatmu merasa terisolasi dan membebani pikiran. Ketika perasaan tidak diungkapkan, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

Tips: Belajarlah untuk mengekspresikan perasaanmu dengan cara yang sehat, seperti berbicara dengan orang yang dipercaya atau menulis jurnal.

8. Selalu Merendah yang Berlebihan

Sikap rendah hati memang baik, tetapi jika dilakukan berlebihan, ini bisa membuat orang lain meremehkanmu. Kamu mungkin kehilangan kepercayaan diri dan merasa tidak dihargai.

Tips: Hargai dirimu dan akui pencapaianmu tanpa merasa sombong.

9. Selalu Mengalah dengan Orang Lain

Mengalah bisa menciptakan kedamaian, tetapi jika terus-menerus dilakukan, ini akan membuat kebutuhanmu diabaikan. Kamu mungkin merasa tidak berdaya dan tidak dihormati.

Tips: Jangan takut untuk menyatakan pendapat dan berdiri untuk dirimu sendiri.

Kesimpulan

Menjaga kesehatan mental adalah bagian penting dari kehidupan. Dengan menyadari kebiasaan-kebiasaan yang merugikan ini, kamu bisa mulai mengambil langkah untuk mengubahnya. Ingatlah, tidak ada yang salah dengan menjadi baik, tetapi jangan sampai kebaikan itu membuatmu kehilangan jati diri.

Read More

Senin, 23 Desember 2024

Published 23 Desember by with 0 comment

Stop Terjebak Galau! Ini 5 Cara Simpel Biar Cepat Move On

Kehidupan emang nggak selalu indah, kadang ada aja hal yang bikin kita sedih, kecewa, atau down. Tapi, jangan sampai kesedihan ini bikin kamu terjebak terlalu lama, ya! Waktu kamu berharga banget buat dihabisin hanya dengan merenungi rasa sedih. Nah, kalau kamu lagi ngerasa galau, coba deh tips simpel ini biar bisa move on dengan cepat!

1. Stop Dengerin Lagu Galau, Langsung Ganti Playlist!

Lagu galau emang suka banget jadi "teman" pas kita sedih. Tapi tau nggak sih, itu malah bikin kamu makin terpuruk. So, solusi pertama: ganti playlist kamu ke lagu-lagu yang upbeat dan bikin semangat. Coba dengerin lagu yang liriknya positif atau yang bisa bikin kamu pengen joget. Percaya deh, mood kamu bakal perlahan naik!

2. Tumpahin Semua Kesedihan di Kertas, Terus Buang!

Kadang, kita butuh "melampiaskan" apa yang dirasain, dan menulis itu salah satu cara terbaik. Ambil kertas, tulis semua yang bikin kamu sedih, kecewa, atau marah. Jangan mikirin format atau rapi-rapi, yang penting keluar semua. Setelah itu? Sobek-sobek kertasnya, buang jauh-jauh. Ini bukan cuma simbolis, tapi juga cara buat "melepaskan" emosi negatif.

3. Kasih Batas Waktu untuk Sedih

Sedih itu manusiawi banget kok, jadi nggak apa-apa kalau mau nangis atau merenung sebentar. Tapi, jangan kelamaan! Tentuin batas waktu maksimal, misalnya 30 menit. Pas waktunya habis, ingetin diri sendiri, "Oke, cukup. Saatnya lanjut hidup." Hidup itu emang nggak selalu mulus, dan emosi seperti ini adalah bagian dari perjalanan.

4. Fokus ke Hal-Hal yang Bikin Kamu Bahagia

Setelah "detox" kesedihan, coba fokus ke hal-hal yang bikin kamu seneng. Entah itu nonton film lucu, makan makanan favorit, atau main bareng teman-teman. Lakuin sesuatu yang bikin hati kamu hangat dan pikiran jadi lebih positif.

5. Jangan Lupa, Kamu Nggak Sendirian

Terakhir, ingetin diri kamu kalau semua orang pernah ngerasain hal yang sama. Nggak ada yang selalu bahagia 24/7, dan itu normal banget. Kalau kesedihan kamu terus berlarut-larut, jangan ragu buat cerita ke orang terpercaya atau minta bantuan profesional.

Kesimpulan

Kesedihan itu memang bagian dari hidup, tapi kamu punya kontrol buat nggak terlalu lama terjebak di dalamnya. Yuk, bangkit dan jalani hari dengan lebih semangat! Kamu jauh lebih kuat dari yang kamu pikirkan. Ingat, waktu kamu terlalu berharga buat dihabisin hanya dengan galau. So, let’s move on dan jadi versi terbaik dari diri kamu! 💪

Read More

Minggu, 22 Desember 2024

Published 22 Desember by with 0 comment

3 Langkah Jitu Mengatasi Rasa Malas di Hari Senin


Kenapa ya, setiap Senin selalu terasa lebih berat? Seolah-olah tubuh enggan bergerak, dan pikiran masih ingin liburan. Tapi tenang, rasa malas ini bisa diatasi dengan cara yang sederhana!

Hari Senin adalah momen untuk memulai minggu dengan baik. Jika kita memulainya dengan semangat, hari-hari selanjutnya akan lebih produktif. Berikut 3 langkah praktis yang bisa Anda coba untuk mengatasi rasa malas di hari Senin.

1. Mulai Hari dengan Hal yang Disukai

Daripada langsung memikirkan tumpukan pekerjaan atau tugas, lakukan aktivitas kecil yang membuat Anda senang:

  • Dengarkan lagu favorit yang bisa membangkitkan semangat.
  • Buat secangkir kopi atau teh favorit dan nikmati sejenak.
  • Lakukan olahraga ringan seperti stretching atau jalan kaki selama 10 menit untuk memicu hormon endorfin.

2. Terapkan Metode '5 Menit'

Kadang, memulai adalah bagian paling sulit. Di sinilah metode 5 menit bisa membantu:

  • Pilih satu tugas kecil yang perlu Anda selesaikan.
  • Katakan pada diri sendiri: “Saya hanya akan melakukan ini selama 5 menit.”

Ajaibnya, begitu Anda memulai, rasa malas perlahan menghilang, dan Anda akan terdorong untuk melanjutkan lebih lama.

Contoh Aktivitas 5 Menit:

  • Menulis 1-2 kalimat dalam laporan.
  • Membersihkan meja kerja atau tempat belajar.
  • Membalas satu email atau chat yang penting.

“Terkadang, satu langkah kecil lebih berarti daripada tidak bergerak sama sekali.”

3. Buat 'Daftar Kemenangan Kecil'

Seringkali kita terlalu fokus pada tugas besar sehingga lupa menghargai hal-hal kecil yang berhasil diselesaikan. Cobalah membuat "Daftar Kemenangan Kecil":

  • Tuliskan 3 hal positif yang Anda lakukan sepanjang hari.
  • Fokus pada proses, bukan hasil sempurna.

Contoh Kemenangan Kecil:

  • “Saya berhasil bangun lebih pagi hari ini!”
  • “Saya menyelesaikan satu tugas penting tepat waktu.”
  • “Saya sudah minum 2 liter air untuk menjaga kesehatan.”

Melihat daftar ini di penghujung hari akan membuat Anda merasa lebih produktif dan termotivasi untuk melanjutkan esok hari.

“Rasa malas di hari Senin itu wajar, tapi bukan berarti tidak bisa dilawan. Dengan langkah-langkah kecil ini, Anda bisa mengubah Senin jadi awal yang menyenangkan!”

Ayo, mulai minggu ini dengan semangat! Langkah apa yang akan Anda coba hari ini? Share di kolom komentar ya! 😊

Read More

Kamis, 19 Desember 2024

Published 19 Desember by with 0 comment

Dilema Fresh Graduate: Cari Kerja atau Mimpi di Siang Bolong?

Kenapa sih cari kerja sekarang ribet banget?

Mungkin kamu udah sering banget dengar keluhan ini. Bahkan mungkin, ini adalah jeritan hatimu sendiri. Nah, mari kita bedah bersama fenomena ini, tapi santai aja ya—dengan secangkir kopi (atau teh, kalau kamu anaknya mellow).

1. Usia Maksimal 25 Tahun: Kok Kayak Ada Deadline Hidup?

Lowongan kerja: "Dibutuhkan karyawan usia maksimal 25 tahun."

Padahal baru kemarin kita lulus kuliah. Udah gitu, waktu kuliah fokus ngerjain tugas, skripsi, dan (kalau lagi sial) nyelesaikan revisi yang nggak ada habisnya. Tahu-tahu, pas lulus, usia udah lewat “masa golden” versi HRD. Hellooo, kita kan masih fresh graduate, bukan expired graduate?

2. Minimal Punya Pengalaman Kerja: Bingung, Mau Nyolong Dulu?

"Minimal pengalaman kerja 1-2 tahun."

Hah? Gimana caranya dapet pengalaman kalau buat mulai aja susah? Apa kita harus bikin pengalaman fiktif? Jadi pekerja bayangan di perusahaan khayalan? Duh, HRD, jangan bikin dilema, dong. Kasihlah kesempatan anak muda mencoba. Nggak semua orang bisa langsung jadi CEO di usia 22 tahun kayak di film drama Korea, kan?

3. Magang Butuh Pengalaman: Lah, Ini Sama Aja Kayak Lowongan Kerja?

Ya ampun, bahkan magang aja sekarang punya syarat lebih panjang daripada daftar belanja bulanan. Minimal ngerti software A-Z, pengalaman organisasi, bisa multitasking, plus tahan diomelin klien. Padahal, kita cuma mau belajar, lho. Magang ini kan seharusnya tempatnya belajar, bukan gladi resik jadi Superman.

4. Magang Pas Kuliah? Kuliah Keteteran!

Oke, misalnya kita nekat magang biar punya pengalaman. Tapi akibatnya, kuliah jadi babak belur. IPK turun, dosen mulai nyinyir, dan yang paling ngeselin, skripsi jadi nggak kelar-kelar. Akhirnya, kita malah lulus telat, dan… balik lagi ke masalah di poin pertama: Usia udah lewat 25 tahun. Serasa hidup muter di lingkaran setan.

Jadi, Solusinya Apa?

Jujur, kita nggak punya jawaban pasti. Tapi mungkin, kita bisa:

  1. Cari pengalaman dari freelance atau proyek kecil-kecilan. Siapa tahu, bikin konten TikTok jadi portfolio yang menarik buat perusahaan.

  2. Bangun jaringan. Kadang, kenalan bisa jadi jembatan ke peluang kerja. Jangan malu-malu buat cerita ke senior atau teman.

  3. Fokus pada pengembangan skill. Kalau nggak dapet kerja sekarang, coba asah kemampuanmu dulu. Siapa tahu, besok-besok jadi founder startup sendiri, kan? Bayangin aja, kamu yang nanti buka lowongan kerja tanpa drama.

  4. Tetap optimis dan jangan menyerah. Ini mungkin klise, tapi percayalah, mental yang kuat itu separuh jalan menuju kesuksesan. Kalau capek, istirahat dulu. Tapi jangan berhenti, ya.

Akhir Kata: Tetap Waras dan Percaya Proses

Cari kerja itu memang nggak gampang, apalagi di era kompetisi kayak sekarang. Tapi percayalah, setiap orang punya jalannya masing-masing. Jadi, meskipun ribet, tetep semangat ya! Ingat, kamu bukan cuma lagi cari kerja, tapi juga cari pengalaman dan pelajaran hidup. Suatu saat, kamu bakal ketawa pas nginget masa-masa ini. Serius!

P.S.: Kalau kamu relate banget sama tulisan ini, share dong ke teman-temanmu. Siapa tahu, mereka juga butuh hiburan di tengah ribetnya cari kerja.

Read More