Kamis, 31 Agustus 2017

Published 31 Agustus by with 0 comment

Ibu, Matamu Benar-benar Lelah.

Malam ini aku kembali melihatmu bersedih bu, aku sangat mengerti kenapa ibu bisa bersedih seperti ini. banyak hal yang telah ibu lalui, terlalu banyak air mata yang sudah ibu bendung dalam pahit manis hidup ini. aku hanya terdiam saat aku mendengar omelan ibu, aku tau kadang ibu banyak bicara hanya untuk menutupi kesedihan yang ibu rasa. Ibu bahkan sampai tertawa sangat keras dan berbicara hal yang tidak masuk akal
Dream.co.id

untuk melupakan luka yang ibu alami. Ibu sudah kehilangan orang yang sangat ibu sayangi yaitu ayah kami. Ayah yang sudah membesarkan kami dengan nafkahnya . Ibu mengingat banyak kenangan yang ibu lalui bersama ayah, kadang ibu bercerita untuk menenangkan hati dan berusaha untuk melupakan hal-hal yang menyakitkan dalam kehidupan ibu sampai saat ini. 
ayah ibu
ayah, ibu .. imgsrc: pixabay.com
 Ibu berjuang untuk kami, berusaha mencari rejeki dari berbagai sisi untuk sekedar makan di siang sampai malam hari. Ibu berpikir apa yang akan ibu lakukan esok hari. Kadang sedih sekali melihat perjuangan ibu yang melakukan semuanya sendiri, kadang aku berpikir aku hanya menyusahkan tetapi senyum ibu selalu mencoba menenangkan. Ibu berusaha supaya aku bisa lulus dan berhasil dalam pendidikan walau kadang aku berusaha ingin lari dan berhenti supaya tidak lagi menyusahkan dan menjadi beban.


ibu
imgsrc: pixabay.com

 Dengan tegas, ibu melarang. Ibu selalu berprinsip untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai. Ibu telah membentuk kami untuk bisa hidup mandiri dan independen. Namun aku tidak menutup mata dalam menghadapi kenyataan, aku yang terlahir sebagai anak bungsu tentu akan bertanggung jawab lebih terhadap ibu. Aku bisa menjadi pangkuan terakhirnya saat matanya sudah benar-benar lelah untuk menatap kedepan, aku akan selalu ada untuk membawa kemanapun yang ibu inginkan. Ibu, hari ini aku benar-benar sadar bahwa dunia ini sangat kejam. Ia bisa membiarkan siapapun mati dalam kesengsaraan. Ia tidak membiarkan kita beristirahat walau hanya sekedar menarik nafas panjang. Ibu, Aku tau bahwa suatu hari fisikmu akan sangat lemah karena benar-benar sudah lelah dan tidak berdaya, tetapi berjanjilah untuk bertahan lebih lama untukku. Aku sudah kehilangan sebagian jiwaku yaitu ayah. Dan satu lagi, jangan mati didepanku. Sudah cukup kematian ayah yang terus membawa kenangan di kepalaku. Aku sangat menyesal karena aku tidak pernah mengucapkan terima kasih secara langsung kepada ayah, dan aku masih ingat dengan jelas senyum ayah di hari terakhirnya. Aku selalu tau bahwa manusia tiada yang abadi, aku tidak akan pernah bisa mengubah takdir entah ibu atau aku yang akan duluan pergi. Setidaknya Berikan alasan yang bagus saat ibu suatu saat ingin meninggalkanku, jangan biarkan aku terus bertanya kenapa ibu pergi, tapi tunjukkan bahwa aku pantas untuk segera mandiri. 

Kadang aku cenderung hanya mendengar apa yang ibu ceritakan, bukan aku tidak merespon tapi aku hanya sangat senang saat kita bisa menghabiskan waktu bersama. Kakak dan abang mungkin sudah punya kehidupan mereka masing-masing bersama istri dan keluarga barunya. Jangan khawatir ibu, aku akan selalu memeluk saat ibu butuh, menjadi orang yang paling depan dalam membela ibu saat ada orang yang menyakiti. aku akan selalu menuruti kemauan ibu, aku akan menjadi anak yang lebih untuk ibu, aku akan membawa kemanapun ibu ingin pergi, bahkan hal yang mustahil akan terus kuwujudkan yaitu berangkat haji. Aku rasa itu adalah cita-cita tertinggi yang pernah ibu miliki. 

Tetaplah tersenyum bu, jangan pernah gelisah. Aku tidak akan meninggalkanmu dan akan terus menjagamu sampai tubuh ini berhenti. Di hari raya ini mungkin yang kedua bagi kita tanpa ayah, tapi percayalah ibu, aku akan akan dewasa dan tidak pernah menyerah untuk menggantikan ayah dalam mencari nafkah. Tidak ada mimpi yang lebih buruk bagiku selain melihat ibu bersedih. Sehatlah selalu bu.

0 komentar:

Posting Komentar